Trisum mengungkapkan keinginannya untuk kembali memiliki album fisik, seperti kaset, CD, atau vinyl. Meskipun dalam proses pembuatannya lebih susah, namun terdapat perasaan istimewa dari memiliki album fisik.
“Kalau di dunia musisi sendiri, zaman saya dahulu di album fisik itu tertulis nama-nama siapa saja yang penggubahnya, penulisnya, dan disitu ada suatu perasaan yang lain, enggak cuma Spotify yang didengerin lewat kuping aja,” ujar Dewa Budjana dalam konferensi pers Jazz Traffic Festival 2024, Minggu (15/9/2024).
Echa Soemantri juga menambahkan bahwa melalui album fisik, pendengar dapat membaca credit title terkait siapa saja yang berkontribusi dalam proses pembuatan album secara keseluruhan sehingga memunculkan perasaan lebih menghargai.
“Saya sebagai anak 90an, kalau dulu punya album fisik rasanya lebih berkesan karena kita juga bisa minta tanda tangan artis di albumnya itu,” tambah Echa.
Namun, Trisum menyatakan album digital memiliki perhitungan yang lebih akurat dari segi perolehan royalti.
“Mungkin karena dulu (sistemnya) serba belum terorganisir dengan jelas, tapi kalua album digital sekarang lebih jelas. Seperak pun bakal ketahuan,” tutur Tohpati.
Meskipun begitu, Balawan menceritakan pengalamannya membuat album fisik berupa CD saat tournya di Jepang.
“Saya tour di Jepang itu buat CD modalnya cuma Rp10.000 tapi bisa dijual sampai Rp250 ribu,” tutur Balawan.
“Bisa kaya dia cuma dari jualan CD,” timpal Dewa Budjana dalam candaannya.
Seperti diketahui, Trisum berhasil membuat penonton terpukau dalam penampilan pertamanya di Jazz Traffic 2024. Bahkan, Jazz Lovers sempat bertanya-tanya judul lagu pada salah satu musik terbaru yang dibawakan.
“Itu sebenarnya lagu Atopati ‘Kasih Tahan’, kita sempet latihan. Lumayan sih ya, bisa langsung direkam, terus di release cuma belum ada judulnya,” ujar Dewa Budjana.
Indro Hardjodikoro juga mengungkap adanya rencana untuk membuat album ketiga Trisum.
“Sekitar enam bulan lalu sudah sempat kita masak, komposisinya juga uda enak. Salah satunya yang tadi kita bawain di Jazz Traffic pertama kali,” kata Indro.
Sebagai informasi, Jazz Traffic Festival digelar selama dua hari yakni pada 14-15 September 2024 di Grand City Surabaya. Menyuguhkan 37 artis dan band ternama di empat panggung berbeda: MLDSPOT Stage (outdoor area), BRImo Stage (Exhibition Hall), Stage Freeport Indonesia (Convention Hall), dan Stage Bus di area F&B.
Di antaranya adalah, Kahitna, The Changcuters, Nadin Amizah, Coldiac, Tompi, Dua Empat, Nonaria, Barry Likumahuwa, Jamie Aditya,Sara Fajira X Clara X Eddie Tripleks. Echa Soemantri & Friends, Raditya Mahendra, Danyannisa, Dava Giustizia, Gwennia Wibisono, AYOX And Three Fingers, Celia Noreen and Her Band, Semeru Police Band, Fusion Jazz Community, Maliq & D’essentials, Yovie & Nuno, Vina Panduwinata, Reality Club, Mocca, Trisum, The Bakuucakar, Ardhito Pramono, Masdddho x Mr. Jono Joni, Dere, The Lantis, Suara Kayu, MLD Jazz Project, The Skuy, Eazy Musiq, Naomi Olivia, Kemisan Jazz, dan Jazz in Gresik. (azw/saf/faz)
Pagelaran Event musik tahunan yang digelar dan disupport oleh Suara Surabaya Media
Discussion about this post