Kisah Fats Navarro dimulai di Key West, Florida, tempat dia lahir pada 24 September 1923 dari keluarga campuran Kuba, Afrika-Amerika, dan Tionghoa. Latihan musiknya dimulai sejak dini dengan pelajaran piano di usia enam tahun, namun ia baru serius belajar musik saat mulai memainkan trompet di usia tiga belas tahun. Selama di sekolah menengah, Fats menguasai dasar-dasar musik dan bahkan sempat mempelajari saksofon tenor serta tampil singkat dengan band Walter Johnson di Miami. Setelah lulus, ia bergabung dengan band Sol Allbrights di Orlando, melakukan perjalanan ke Cincinnati, dan mengambil pelajaran trompet lebih lanjut di Ohio. Tak lama setelah itu, ia bergabung dengan orkestra Snookum Russell yang berbasis di Indianapolis.
Bergabung dengan band Russell, yang merupakan salah satu band wilayah terbaik di tahun 1940-an, memberikan pengalaman berharga bagi Fats. Di sana juga, musisi terkenal seperti J.J. Johnson dan Ray Brown pernah menimba ilmu. Fats bermain dengan Russell selama dua tahun (1941-1942) dan menjadi solois trompet utama. Pada masa ini, gayanya dipengaruhi oleh Roy Eldridge yang hebat, serta Charlie Shavers, sepupu ketiganya yang juga seorang pemain trompet berbakat. Saat itu, Fats belum mendalami gaya Dizzy Gillespie dan Charlie Parker.
“Fats Navarro adalah musisi yang luar biasa. Di saat banyak orang baru muncul tanpa persiapan, dia datang dengan segalanya: dia bisa membaca partitur, memainkan nada tinggi, menduduki kursi utama trompet mana pun, serta memainkan solo melodius dengan suara besar dan indah yang pada saat itu sulit dipercaya. Dia juga memiliki kehangatan dan perasaan yang dalam dalam setiap permainannya. Itu sebabnya saya mengatakan, dia memiliki segalanya.” sebagaimana disampaikan oleh Roy Haynes.
Setelah meninggalkan band Russell, Fats bergabung dengan “Clouds of Joy” yang dipimpin Andy Kirk di Kansas City. Di sini, ia menjalin persahabatan yang erat dengan pemain trompet Howard McGhee, yang kemudian memberikan pengaruh besar pada perkembangan musik Fats. Setelah itu, Fats menerima undangan Billy Eckstine untuk bergabung dengan bandnya yang sangat sukses dan dianggap sebagai salah satu yang paling maju secara musikal. Band ini diisi oleh para bintang jazz masa depan seperti Charlie Parker, Dizzy Gillespie, Miles Davis, dan banyak lainnya.
Meskipun demikian, rekaman-rekaman yang dihasilkan selama Fats bersama Eckstine tidak sepenuhnya mencerminkan kemampuan musiknya, karena perusahaan rekaman lebih fokus pada potensi komersial balada-balada Eckstine. Setelah delapan belas bulan, Fats meninggalkan band Eckstine dan menetap di New York City, di mana ia memasuki masa paling produktif dalam kariernya pada tahun 1946.
Di New York City, yang merupakan pusat perkembangan jazz, terutama di Harlem dan 52nd Street, Fats berkembang pesat dalam format band kecil yang ideal untuknya. Format ini memungkinkan Fats mengekspresikan sepenuhnya ide-idenya, membuatnya dikenal sebagai kekuatan besar di dunia trompet modern, dan banyak diminta untuk sesi rekaman dengan tokoh-tokoh jazz seperti Kenny Clarke, Dexter Gordon, dan Tadd Dameron. Hubungannya dengan Dameron sangat produktif secara musikal, membawa lebih banyak elemen lirik ke dalam permainannya.
Fats Navarro mencapai popularitas yang besar di kalangan publik jazz dan sangat dihormati oleh para kritikus dan musisi. Meskipun kesehatannya menurun akibat tuberkulosis, dia meninggalkan warisan berupa sekitar 150 rekaman berkualitas luar biasa. Fats Navarro meninggal di sebuah rumah sakit di New York City pada 6 Juli 1950, namun pengaruhnya terus hidup melalui para pemain trompet generasi setelahnya, seperti Clifford Brown, Lee Morgan, Freddie Hubbard, dan Roy Hargrove.
Indonesian Jazz News & The an ecosystem of Jazz in Indonesia
Discussion about this post