Pada suatu malam di Springfield, Missouri, tahun 1937, lahir seorang bocah bernama Charlie Haden ke dalam keluarga pemusik pecinta musik country dan folk Amerika. Sejak usia dini, bakatnya sebagai penyanyi sudah terlihat, dan bahkan saat ia baru berusia 22 bulan, ia tampil di acara radio keluarga dengan suara merdunya. Namun, takdir berkata lain ketika ia terserang polio yang mengakibatkan gangguan pada wajahnya dan tak lagi bisa bernyanyi.
Namun, bukan akhir dari perjalanan musik Charlie Haden. Pada tahun 1955, ketika usianya menginjak 18 tahun, ia mulai mencoba peruntungannya sebagai pemain bass akustik di sebuah acara televisi di Springfield. Keberuntungannya semakin berpihak saat ia bertemu dengan legenda jazz seperti pianis Elmo Hope dan Hampton Hawes, serta peniup saksofon, Art Pepper.
Namun, perubahan hidupnya yang paling menakjubkan terjadi pada tahun 1957 ketika ia pindah ke Los Angeles. Di sana, ia mendapatkan kesempatan langka untuk melihat dan mendengar Ornette Coleman bermain, seorang pemain saksofon yang mengubah perjalanan jazz dengan aliran revolusioner yang dikenal sebagai free jazz. Keduanya pun bertemu dan terjalinlah kemitraan yang fenomenal dalam bermusik.
Dengan Coleman dan rekannya, Don Cherry, Haden membangun karier yang cemerlang. Album mereka “The Shape of Jazz to Come” menjadi tonggak penting dalam dunia free jazz dan menginspirasi banyak musisi lainnya. Haden tak hanya bermain dengan Coleman, namun juga membentuk Liberation Music Orchestra dan Old and New Dreams, mengukir langkahnya sebagai salah satu pemain bass jazz paling dihormati.
Pada tahun 1990-an, Haden beranjak menuju jazz pantai barat Amerika bersama Quartet West yang menghadirkan nuansa bebop yang mengasyikkan. Namun, semangatnya dalam bermusik tak pernah meredup. Ia tetap produktif menciptakan musik dengan berbagai kolaborasi dan merilis sejumlah album unik.
Haden adalah sosok yang penuh gairah dalam bermusik, dan semangatnya tak tergoyahkan meskipun harus melawan penyakit yang menimpanya. Hingga akhir hayatnya pada 11 Juli 2014 di Los Angeles, jejak perjalanan Charlie Haden dalam musik jazz terus dikenang dan menginspirasi para musisi masa kini.
Indonesian Jazz News & The an ecosystem of Jazz in Indonesia
Discussion about this post